MENGUBAH
TAKDIR
Oleh : Nur Saniah lubis
Takdir… Begitulah kata-kata yang
sering kita dengar ketika orang mendapat suatu musibah atau ditimpa kejadian
yang tidak disukai. Apakah itu suatu solusi yang meringankan perasaan seseorang
ketika ditimpa musibah, tapi itulah suatu ungkapan yang sering kita dengar.
Sebenarnya apa sih takdir itu? Apakah ia
sama dengan nasib atau kata lain yang yang telah ditetapkan tuhan sebelumnya.
Dalam buku yang berjudul yang Berjudul Merobah Takdir,
disini akan dipaparkan konsep takdir dikorelasikan dengan kehidupan zaman
moderen sekarang. Takdir merupakan ketetapan tuhan yang didahului sebab akibat,
maka merupakan suatu kesalahan fatal ketika dikatakan bahwa suatu takdir dikatakan ketetapan yang telah
ditentukan sebelum manusia lahir dan manusia tidak dapat memilih sesudahnya,
hanya berbuat sesuai yang telah ditetapkan Allah, dilihat secara sepintas hal
ini tidak adil, masak.., Allah menciptakan manusia seperti robot yang tidak
bisa memilih, ini merupakan sifat yang mustahil bagi Allah melakukan suatu
perbuatan yang sia- sia, seperti faham yang dianut kaum jabariah.
Berbeda lagi dengan faham yang
dianut kaum qodariah atau mu’tazilah, dalam faham ini seolah-olah manusia
berkehendak secara mutlak tanpa ada campur tangan Ilahi, faham ini sangat
menyalahi. Maka konsep takdir yang disebut disini lebih cenderung kefaham yang
memadukan kedua konsep tersebut yakni
manusia bebas berkehendak tetapi manusia tidak memiliki hak untuk menentukan
hasil. Manusia hanya memiliki kehendak dan usaha sedangkan penentuan hasil
sepenuhnya ditangan Allah.
Sebenarnya ketetapan Allah yang kita
kenal dengan kata takdir itu merupakan merupakan gambaran dari rukun iman
keenam, beriman kepada qodha dan qodhar, qodhar merupakan ketetapan allah yang
tidak dapat diganggu gugat misalnya seorang dilahirkan sebagai laki-laki, itu
merupakan qodhar yang harus diterima, tetapi walau pun demikian qodhar ini juga
tidak tanpa sebab akibat, yakni usaha atau peristiwa- peristiwa yang dilakukan
orang tua sebelumnya yang dinamakan qodha atau usaha. Kesimpulannya qodhar
adalah ketetapan awal berupa kapasitas sedangkan qodha usaha dan hasilnya
berupa takdir.
Maka kita bisa
merobah takdir kita kepada yang lebih baik, kita bebas memilih sikap hidup kita
sendiri degan langkah-langkah sebagai berikut :
·
Usaha sekuat tenaga
·
Doa yang tulus penuh
harapan
·
Kesabaran dan ketekunan
·
Tawakal kepada allah
Silahkan tinggalkan komentar untuk memperdalam ilmu dalam bahasan tentang takdir ini...
BalasHapusTambahan seperti dari buku yang saya baca, salah satu ulama muktazilah mengimani bahwa tuhan menganugrahkan kita taqdir yang umum dan kita manusia yang menentukan taqdir yang khusus. seperti, tuhan sudah memberikan kita kebahagian dan penderitaan. manusialah menentukan jalan nya bagaimana untuk sampai kepada kebahagiaan atau penderitaan.
BalasHapus